Pengembangan Proyek Gas J-TB di Bojonegoro Terancam Mundur

12.12

Oleh: Gus Toni

Ngasem - Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran - Tiung Biru (J-TB) di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, yang diproyeksikan dimulai pada awal tahun depan terancam mundur.

Sebab, sampai dengan detik ini belum ada kesepakatan perjanjian jual beli gas (PJBG) antara penjual (Operator Lapangan Gas Unitisasi J-TB, PT Pertamina EP Cepu/PEPC) dengan pembeli (PT Pupuk Kujang Cikampek).

"Kita masih menunggu PJBG nya. Sampai sekarang ini belum deal," terang Public Relations and Corporate Social Responsibility Manager PEPC, Abdul Malik pada kilasBojonegoro.com.

Menurutnya, belum adanya kesepakatan PJBG ini, karena pemerintah pusat mengintruksikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral supaya menurunkan harga gas dengan berbagai cara.

Sehingga, lanjut Abdul Malik, sebagai Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Migas di Indonesia, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) meninjau kembali PJBG.

"Iya. KKK3 masih disuruh2 review harga gas (PJBG)," kata pria asal Bojonegoro tersebut.

Untuk diketahui, pada 4 Oktober 2016, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) melihat bahwa harga gas Indonesia sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.‎ Saat ini, harga gas di RI masih sekitar US$ 9,5-US$ 12 per MMBTU.

Oleh karena itu, Jokowi menginstruksikan beberapa hal agar bisa menurunkan harga gas. Mulai dari melakukan kerja yang lebih efektif dan memangkas rantai pasok gas di Indonesia yang cukup panjang.

Tidak hanya itu, Jokowi meminta kepada para menteri untuk memikirkan langkah yang memiliki dampak lanjutan. Tidak hanya menurunkan harga gas, tetapi juga mampu menarik investor. (gus)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »