![]() |
Tragedi Banjir 2007-2008 diBojonegoro Hampir Terulang |
kilasBojonegoro.com - Tragedi banjir luapan Bengawan Solo pada akhir 2007 hingga awal 2008 lalu yang merendam sekira 80 persen wilayah Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur hampir terulang.
Sebuah pintu tanggul di Jalan Jaksa Agung Suprapto Kelurahan Karang Pacar Kecamatan Kota Kabupaten Bojonegoro pagi tadi terbuka dan luapan air Bengawan Solo Meluber ke dalam kota.
Beruntung, kejadian tersebut cepat diketahui warga dan melaporkannya ke pihak Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) setempat untuk dilakukan penutupan.
Dua hari sebelumnya, BPBD setempat sudah mengantisipasi terjadinya luberan banjir ke dalam kota dengan menutup pintu-pintu tanggul menggunakan karung berisi pasir. Namun, satu pintu tanggul yang bocor terlewatkan. Sehingga, luberan banjir masuk ke dalam kota.
Menurut Kasitrantib Kecamatan Kota, Sutarjo, semua pintu air seharusnya tertutup, namun ini tidak. "Ini akibat keteledoran petugas pintu dorlak tanggul," ujarnya. Kini, petugas terkait berupaya melakukan penutupan.
Satu jam kemudian, bocornya tanggul akibat kelalaian petugas tersebut dapat segera tertangani. Pintu ditutup menggunakan karung berisi air.
Sementara, trend air Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro terus naik dari kondisi sebelumnya. Berdasarkan alat pendeteksi air (papan duga) yang terpasang di Taman Bengawan Solo (TBS) Kota Bojonegoro, pada pukul 06.00 WIB, ketinggian air menunjukan angka 15.15 peilschaal. Selanjutnya, pukul 07.00 - 08.00 WIB naik menjadi 15.17 peilschaal. Dan, pukul 09.00 WIB naik menjadi 15.18 peilschaal.
"Situasi Bengawan Solo pada posisi siaga Merah (siaga III) dengan trend naik," terang Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno, Jumat (2/11/2016).
Laporan sementara yang diterima pihak BPBD Bojonegoro, saat ini 31 desa di 9 kecamatan si Bojonegoro terendam banjir dengan ketinggian 40 hingga 100 cm.
Di antaranya, Ledok Wetan, Ledok Kulon, Jetak, Banjarjo, Semanding, Mulyoagung, Kalirejo, dan Klangon Kecamatan Kota Bojonegoro. Desa Mojo, Ringinrejo, Leran dan Panjunan Kecamatan Kalitidu, Desa Bogo Kecamatan Kapas, Desa Nguken Kecamatan Padangan, Desa Sumbangtimun, Padang, Mori, Trucuk, dan Desa Tulungrejo Kecamatan Trucuk.
Desa Ngablak Kecamatan Dander, Desa Kliteh, Rendeng, dan Desa Tulungagung Kecamatan Malo. Desa Mulyorejo, Sekaran, Sarirejo, Pilanggede, Kedungdowo, Kedungbondo, dan Desa Mulyoagung Kecamatan Balen. Serta, Desa Sumberragung Kecamatan Sumberrejo.
Dari jumlah itu, sebanyak 2.593 rumah, 680 hektar sawah, 2 gedung sekolah dasar dan jalan desa 7.500 meter terendam air. Kerugian materil sementara ditaksir sekira Rp13 juta. Sementara, 152 warga Ledok Wetan dan Ledok Kulon kini mengungsi di Gedung Serbaguna Bojonegoro.
Data lain yang dihimpun kilasBojonegoro.com, 13 desa di Kecamatan Kanor Bojonegoro juga terendam banjir. Di antaranya, Desa Tejo, Sumberwangi, Cangaan, Kabalan, Kedungprimpen, Piyak, Simbatan, Sarangan, Temu, Semambung, Kanor, Pilang dan Desa Gedongarum. Lebih dari 1.300 hektar lahan pertanian warga terendam banjir.
Kemarin, pintu tanggul Kali Apur Ingas di Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro juga jebol. Akibatnya, ribuan hektar tanaman padi berumur satu hingga dua bulan terendam air. Padi tersebut dipastikan mati dan petani mengalami gagal panen jutaan rupiah. (gus/roz)
EmoticonEmoticon